Berita

Belajar Coding Tanpa Gadget di SD HFO Sawangan

Unplugged Coding Playdate Kerjasama CERYA Academy dengan Komite Sekolah SD HFO Sawangan

Hari itu, 10 Juni 2025, aula SD HFO Sawangan dipenuhi riuh semangat anak-anak yang tak biasa. Lebih dari 300 siswa dari seluruh kelas yang ada duduk bersila di ruang aula ditemani guru dan perwakilan orang tua mereka, mengikuti kegiatan “Orang Tua Mengedukasi: Unplugged Coding Playdate”. Tak ada komputer, tablet, atau layar digital. Hanya kertas, alat tulis, dan alat mewarnai yang mereka bawa.

Program yang digagas bersama oleh Cerya Academy bersama Komite Sekolah SD HFO Sawangan merupakan bagian dari upaya memperkenalkan inovasi digital dengan pendekatan sederhana namun berdampak. Dengan menggunakan metode permainan dan unplugged (tanpa gadget), anak-anak belajar tentang konsep dasar pemrograman melalui menggambar permainan logika, aktivitas fisik, dan simulasi yang membuat coding terasa seperti petualangan bersama yang menyenangkan.

Estafet Gambar dan Pembelajaran Kolaborasi

Permainan pertama adalah estafet gambar dengan difasilitasi Kak Sopian dari Cerya Academy. Anak-anak diminta berkelompok dengan pembagian merata sehingga masing-masing kelompok ada perwakilan dari berbagai tingakatan kelas. Kak Sopian lalu memberi instruksi bagi masing-masing kelompok untuk menggambar secara bergantian. Kreatifitas dan kemampuan berkolaborasi sangat dituntut pada permainan ini. Pada akhirnya masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil gambar mereka di hadapan teman-temannya. Disinilah kemampuan berkomunikasi dan kepercayaan diri akan ditumbuhkan. Tanya jawab dipersilahkan sehingga suasana menjadi ceria dengan celotehan teman-teman mereka.

Unplugged Coding dan Permainan Kelinci Mengejar Wortel

Pembelajaran selanjutnya adalah sesi Unplugged Coding dengan difasilitasi oleh Kak Satria dari Cerya Academy. Pembelajaran dilakukan melalui permainan kelinci mengejar wortel. Anak-anak akan berdiri pada posisi tertentu dengan pembagian peran ada yang menjadi kelinci ada yang menjadi wortel. Ada pula beberapa anak berperan menjadi rintangan seperti batu, atau lobang yang tidak boleh dilewati oleh kelinci.

Tugas utama dalam permainan ini adalah mengarahkan kelinci dengan perintah-perintah dalam urutan tertentu sehingga bisa menuju kepada wortel, tentunya dengan tidak menabrak rintangan yang ada. Kemampuan berpikir seperti ahli komputer dalam menyelesaikan permasalahan akan diajarkan disini secara tidak langsung. Anak akan mengenal algoritma tanpa harus menatap lama-lama layar gadget, atau komputer mereka. Pembelajaran kolaboratif ditekankan karena perlunya kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Keterlibatan Orang Tua dalam Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan ini juga melibatkan keterlibatan dari perwakilan orang tua dalam proses belajar. “Saya jadi tahu ternyata bisa juga belajar coding dengan menyenangkan seperti ini” ujar Mama Maden, salah satu orang tua peserta. “Ini bukan cuma belajar coding, tapi belajar jadi pemecah masalah bagi masyarakatnya kelak, menjadi seorang inovator digital.”

Cerya Academy percaya bahwa literasi digital tidak harus selalu dimulai dengan teknologi tinggi. Justru lewat pendekatan unplugged, anak-anak dapat membangun pemahaman fundamental yang kuat dan menyenangkan. “Kami ingin anak-anak menyadari bahwa teknologi bisa dipahami dan diciptakan, bukan hanya digunakan,” Ujar Bapak Winastwan Gora, pendiri dari Cerya Academy.

Kegiatan hari itu mungkin hanya berlangsung beberapa jam, namun dampaknya terasa lebih lama. Anak-anak pulang dengan wajah sumringah, orang tua membawa cerita baru tentang potensi anak mereka, dan sekolah membuktikan bahwa inovasi bisa dimulai dari ruang yang sederhana—asal dilakukan bersama.

Mau bikin kegiatan serupa di Sekolah? Silahkan kontak CERYA Academy untuk mendapatkan informasinya.

Hi, I’m admin-cerya