Satu Hari Kuasai Teknologi: Guru Indonesia Belajar AI dan Membuat Game Pembelajaran

Melalui sinergi strategis, CERYA Foundation melalui Program Beasiswa Teman Guru berhasil memfasilitasi pelatihan daring intensif selama satu hari penuh. Sebanyak 44 Guru dan Tenaga Kependidikan Tingkat Sekolah Dasar dari seluruh penjuru Indonesia berkumpul secara online pada hari Minggu, 30 November 2025 untuk mengakselerasi kecakapan digital dan pedagogis mereka. Pelatihan ini difasilitasi oleh dr. Penggalih M, M.Kom praktisi edutech dan dosen UNWAHAS.
Meskipun singkat, lokakarya ini meninggalkan jejak dampak yang signifikan: para peserta kini diberdayakan untuk memproduksi sendiri game edukasi interaktif yang dirancang khusus, memanfaatkan kekuatan Kecerdasan Buatan (AI), dan membangun bahan ajar multimedia interaktif mandiri. Hasilnya, setiap guru kini memiliki alat ajar interaktif yang siap diimplementasikan, memutus batasan geografis dalam inovasi pembelajaran di Sekolah Dasar.

Kegiatan ini dibuka oleh Winastwan Gora, selaku Chairman of Governing Board CErYA Foundation. Sejak sesi pembuka, suasana pelatihan terasa hangat dan penuh energi. Guru-guru dari ujung timur hingga barat nusantara saling menyapa di ruang maya, berbagi pengalaman, dan bergembira menemukan banyak kesamaan tantangan dalam mengajar. Interaksi yang akrab membuat proses belajar berjalan cair, dan ruang pelatihan cepat berubah menjadi tempat kolaborasi yang hidup.

Materi utama pelatihan berfokus pada pengenalan teknologi pembelajaran berbasis game. Para peserta mempelajari langkah demi langkah cara mengubah materi ajar konvensional menjadi permainan digital, menggunakan contoh “Tarik Tambang Matematika” sebagai model. Mereka tidak hanya belajar tentang desain permainan, tetapi juga mencoba memanfaatkan AI melalui teknik prompting untuk membantu menghasilkan ide, teks, atau aset visual yang dibutuhkan. Pendekatan ini membuka wawasan baru mengenai bagaimana teknologi dapat mempercepat dan memperkaya proses pembuatan alat ajar.

Menjelang akhir pelatihan, setiap peserta diminta mengunggah karya mereka ke Google Sites yang dibuat sendiri. Output ini menjadi bukti konkret bahwa pelatihan satu hari pun dapat menghasilkan inovasi nyata: setiap guru pulang dengan game edukasi yang siap dipakai di kelas mereka bersama para siswa dan sebuah situs digital untuk publikasi karya yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Bagi banyak peserta, pengalaman ini menambah rasa percaya diri untuk berkreasi secara mandiri menggunakan teknologi.

Antusiasme terlihat jelas sepanjang kegiatan. Tawa, percakapan hangat, dan rasa ingin tahu memenuhi ruangan. Banyak peserta mengaku tak menyangka bahwa proses belajar teknologi bisa terasa begitu menyenangkan. Momentum ini memperlihatkan bahwa ketika guru diberi ruang yang suportif dan pendekatan belajar yang ramah, adaptasi teknologi bukanlah tantangan, melainkan kesempatan untuk tumbuh.

Pelatihan singkat ini menegaskan bahwa transformasi pendidikan tidak harus kompleks dan panjang. Dengan pendekatan tepat dan dukungan yang memadai, guru-guru di seluruh Indonesia dapat menjadi penggerak inovasi di kelas masing-masing. Hasilnya bukan hanya alat ajar digital, tetapi juga peningkatan kepercayaan diri dan kesiapan menghadapi perkembangan teknologi dalam pembelajaran masa depan memanfaatkan teknologi AI atau Kecerdasan Buatan.